Pater Markus Solo, Imam NTT di Balik Penerjemahan Paus Fransiskus

 

Pater Markus Solo Kewuta adalah salah satu tokoh Katolik yang patut dibanggakan oleh Indonesia, terutama oleh masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia lahir dan dibesarkan di daerah Flores, NTT, sebelum melanjutkan pendidikannya di Eropa dan akhirnya mendapatkan posisi penting di Vatikan.  Tidak hanya sebagai imam Katolik, Pater Markus juga menjadi sosok yang dipercaya oleh Tahta Suci, sejak 2015, ia menjadi bagian dari Kuria Tahta Suci Vatikan, sebuah posisi yang sangat bergengsi bagi umat Katolik Indonesia, Ia juga dipercaya Vatikan dalam mengelola hubungan lintas agama, khususnya antara Katolik dan Islam.

 

Perjalanan Karir Pater Markus Solo

Pater Markus memulai pendidikan teologinya dengan menempuh jalur akademis yang panjang dan cemerlang. Setelah menyelesaikan studi di Indonesia, ia melanjutkan pendidikan ke Austria, di mana ia mendapatkan gelar doktor teologi fundamental dari Universitas Leopold Franzens di Innsbruck pada tahun 2002 dengan predikat Summa Cum Laude. Selain itu, Pater Markus juga memperdalam ilmunya dengan mempelajari Bahasa Arab Klasik di Mesir, yang membuatnya semakin kompeten dalam dialog antaragama.

Setelah menyelesaikan studinya, Pater Markus melanjutkan pengabdian sebagai Pastor di Austria dan kemudian dipanggil untuk bergabung dengan Dewan Kepausan untuk Dialog Antar Umat Beragama di Vatikan pada tahun 2007. Di sini, ia diberi tanggung jawab untuk memimpin dialog antara Katolik dan Islam di wilayah Asia dan Pasifik. Ini adalah salah satu tugas yang sangat penting dalam menjaga hubungan harmonis antara umat beragama di dunia yang sering kali diwarnai ketegangan.

 

Penerjemah Resmi Paus Fransiskus di Indonesia

Salah satu momen paling penting dalam karier Pater Markus adalah ketika ia ditunjuk sebagai penerjemah bahasa resmi untuk Paus Fransiskus saat kunjungan apostolik Paus ke Indonesia pada September 2024. Tugas ini bukan hanya sebuah tanggung jawab besar, tetapi juga simbol kepercayaan yang diberikan Vatikan kepada Pater Markus. Kemampuannya dalam berbahasa dan pemahamannya tentang konteks budaya Indonesia membuatnya sangat cocok untuk peran ini.

Saat mendampingi Paus di Indonesia, Pater Markus berperan penting dalam memastikan pesan Paus dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia, baik umat Katolik maupun non-Katolik. Hal ini semakin memperkokoh posisinya sebagai jembatan antara Vatikan dan Indonesia, serta antara Katolik dan Islam.

 

Kontribusi pada Dialog Antaragama

Sebagai orang Indonesia pertama yang bekerja di Kuria Tahta Suci Vatikan, Pater Markus memiliki peran penting dalam memperkuat dialog antaragama. Ia tidak hanya terlibat dalam diskusi akademis, tetapi juga dalam inisiatif-inisiatif konkret yang mempromosikan perdamaian antaragama. Sejak tahun 2015, ia juga menjadi Wakil Presiden Yayasan Nostra Aetate, sebuah lembaga yang bertujuan untuk memajukan pendidikan perdamaian dan membentuk duta-duta perdamaian dari berbagai agama.

Keberhasilan Pater Markus dalam membangun dialog lintas agama diakui secara internasional. Peran pentingnya di Vatikan menjadi inspirasi bagi banyak orang, khususnya dari Indonesia, untuk berkontribusi dalam menciptakan perdamaian global melalui dialog yang konstruktif.

 

Sosok yang Rendah Hati dan Berdedikasi

Di luar kesibukan sebagai pemimpin dialog antaragama dan penerjemah Paus, Pater Markus tetap menjaga kesederhanaannya. Ia dikenal sebagai sosok yang rendah hati, ramah, dan memiliki kegemaran di bidang musik dan olahraga. Bagi Pater Markus, kegiatan-kegiatan ini adalah cara untuk menjaga keseimbangan dalam kehidupannya yang penuh dengan tanggung jawab besar.

Keberhasilan Pater Markus Solo bukan hanya pencapaian pribadi, tetapi juga kebanggaan bagi Indonesia, khususnya NTT. Ia telah menunjukkan bahwa dengan dedikasi dan ketekunan, seseorang dapat berkontribusi secara signifikan di panggung internasional, membawa nama baik bangsa dan mempromosikan perdamaian dunia.

 

Penutup

Pater Markus Solo adalah contoh nyata dari bagaimana seorang imam asal Indonesia dapat memberikan kontribusi besar di kancah internasional, baik dalam bidang teologi maupun diplomasi antaragama. Dedikasinya sebagai penerjemah bahasa Paus Fransiskus di Indonesia, serta perannya dalam dialog antaragama, membuatnya menjadi tokoh yang patut diapresiasi. Pater Markus tidak hanya membawa nama Indonesia di Vatikan, tetapi juga menjadi simbol persatuan dan perdamaian antarumat beragama di seluruh dunia. (By Sie Komsos)